Demokrasi atau Demo yang dikerasi ?
Perjalan panjang berkelok, sudah ibu pertiwi menagis
Melihat mereka begitu teragsi
Yang memiliki angka dijabatan dan mereka yang dijabat karena angka,
Sadarkah dirimu, sadarkah ?
Saat kamu dilema oleh cinta akan negara,
Saat itu pula kami resah hidup bernegara
Untuk apa kita berjalan jika hanya cacian yang datang ?
Sampai aku lupa cara tersenyum,
Keberutalan merajut kulitku
Kekecewaaan Menyayat hatiku
Semakin dalam lagi, Luka antar saudara
Kau buat seperti hal yang lumrah
Ribuan mereka berdiri menentang matahari
dan Mencaci maki bulan, hanya untuk meminta keadilan
Iya benar aku salah terlalu bodoh tidak belajar lebih dalam
Tapi Tolong, bapak pemilik S yang banyakan
Kami orang bodoh, hargailah kebodohan kami
Berikan kami wadah yang nyata...
Andai mereka yang muda kamu lirik
Pasti kamipun ikut tertarik
Tapi kami kecewa, haruskan aku menaruh dendam untuk orang baik ?
Atau Haruskah orang baik menjadi pendendam ?
Entah, Berhari hari berlalu demo tak kunjung usai,
Merah putih sudah hampir menjadi lautan api
Meredam amarah ?
Rakyat sudah sempat marah
Rakyat sudah sempat kecewa
dan saya ingin menjadi penengah ?
Tentu tidak bisa, saya bukan pemilik jabatan yang di puja puja bangsa
Engkau punya segalanya harapan, Mimpi, kenyamaan, Cita cita dan anak negeri
Tolong berikan yang kami inginkan bukan apa yang harus kamu butuhkan
Sampai manakah hati nurani ?
Terolok olok berpura pura begok ?
Iya buat bapak yang memiliki segala jenis S
Kami benar orang yang bodoh,
Tolong, lindungilah kami dari kepintaran yang menghanyutkan
Melihat mereka begitu teragsi
Yang memiliki angka dijabatan dan mereka yang dijabat karena angka,
Sadarkah dirimu, sadarkah ?
Saat kamu dilema oleh cinta akan negara,
Saat itu pula kami resah hidup bernegara
Untuk apa kita berjalan jika hanya cacian yang datang ?
Sampai aku lupa cara tersenyum,
Keberutalan merajut kulitku
Kekecewaaan Menyayat hatiku
Semakin dalam lagi, Luka antar saudara
Kau buat seperti hal yang lumrah
Ribuan mereka berdiri menentang matahari
dan Mencaci maki bulan, hanya untuk meminta keadilan
Iya benar aku salah terlalu bodoh tidak belajar lebih dalam
Tapi Tolong, bapak pemilik S yang banyakan
Kami orang bodoh, hargailah kebodohan kami
Berikan kami wadah yang nyata...
Andai mereka yang muda kamu lirik
Pasti kamipun ikut tertarik
Tapi kami kecewa, haruskan aku menaruh dendam untuk orang baik ?
Atau Haruskah orang baik menjadi pendendam ?
Entah, Berhari hari berlalu demo tak kunjung usai,
Merah putih sudah hampir menjadi lautan api
Meredam amarah ?
Rakyat sudah sempat marah
Rakyat sudah sempat kecewa
dan saya ingin menjadi penengah ?
Tentu tidak bisa, saya bukan pemilik jabatan yang di puja puja bangsa
Engkau punya segalanya harapan, Mimpi, kenyamaan, Cita cita dan anak negeri
Tolong berikan yang kami inginkan bukan apa yang harus kamu butuhkan
Sampai manakah hati nurani ?
Terolok olok berpura pura begok ?
Iya buat bapak yang memiliki segala jenis S
Kami benar orang yang bodoh,
Tolong, lindungilah kami dari kepintaran yang menghanyutkan
Post a Comment for "Demokrasi atau Demo yang dikerasi ?"
Silahkan berikan komentar kamu dibawah :